Tentang Stem Cell

Sejak WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 [1], berbagai usaha pengembangan dan penelitian baik itu pengobatan maupun vaksin telah dilakukan di berbagai negara. Namun lebih dari empat bulan dari deklarasi, pandemi belum terlihat menurun meski beberapa hasil positif telah diperoleh. Salah satu pengobatan yang diusulkan untuk menyembuhkan pasien dari penyakit karena virus RNA ini adalah dengan mengaplikasikan stem cell seperti yang telah dipublikasikan di [2-4].

Apa itu Stem Cell? Stem Cell adalah sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh [5]. Kemampuan stem cell ini untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate) dan memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew) merupakan karakteristik utama yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam berbagai terapi pengobatan

Situs HowStuffWorks [6] membagi Stem Cell menjadi tiga jenis yaitu stem cell embrionik (Embryonic stem cells), stem cell dewasa (Adult stem cells) dan IPSC (Induced pluripotent stem cells ). Stem cell embrionik ditemukan pada embrio, janin dan darah tali pusar bayi. Berdasarkan cara ia berkembang, stem cell jenis ini tumbuh dengan hanya sedikit sel dari tubuh. Khusus stem cell pada darah tali pusat, stem cell ini merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada beberapa referensi yang menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam stem cell dewasa. Terdapat perdebatan tentang pemanfaatan stem cell jenis ini. Stem cell dewasa dapat ditemukan di bayi, anak maupun orang dewasa. Stem cell ini dapat diambil dari beberapa bagian tubuh seperti di hati, otak dan ginjal. Sedangkan IPSC adalah jenis stem cell dewasa yang telah dibuat dan diprogram sehingga berperilaku seperti stem cell embrionik.

Stem Cell dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam terapi salah satunya untuk pengobatan katarak pada anak [7]. Pada aplikasi ini, stem cell digunakan untuk meregenerasi lensa mata anak sehingga mata dapat bekerja secara normal. Salah satu peneliti dalam aplikasi stem cell ini adalah Kang Zhang, Shiley Eye Institute, University of California in San Diego. Setelah terapi stem cell ini dilakukan, dokter hanya perlu memonitor perkembangan sel lensa anak agar tumbuh secara normal.

Selain itu, stem cell juga dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir kerapuhan tulang (rare bone conditions) pada bayi [8]. Pascale Guillot dari University College London menyatakan bahwa pemanfaatan stem cell pada tulang dapat membuat tulang menjadi kuat dan berkualitas tinggi sehingga mengurangi kemungkinan terkena osteoporosis. Senada dengan penelitian Guilot, peneliti dari Toronto pun berhasil menanamkan stem cells dari tikus sehat kepada tikus yang mengalami osteoporosis. Hasilnya, tikus penerima tumbuh dengan tulang yang lebih kuat dan struktur tulangnya pun tumbuh normal seperti sebelum terkena osteoporosis.

Dan masih banyak lagi manfaat dari stem cell ini yang sedang dikembangkan oleh berbagai peneliti di dunia termasuk di Indonesia. Menarik bukan?

Referensi:

  1. WHO characterizes COVID-19 as a pandemic, 11 March 2020 [https://www.who.int/emergencies/diseases/novel- coronavirus-2019/events-as-they-happen]
  2. Rajarshi, Keshav, Aroni Chatterjee, and Shashikant Ray. "Combating COVID-19 with Mesenchymal Stem Cell therapy." Biotechnology Reports (2020): e00467. DOI: 10.1016/j.btre.2020.e00467
  3. Experimental stem cell therapy trial for COVID-19 initiated [https://www.europeanpharmaceuticalreview.com/news/120258/experimental-stem-cell-therapy-trial-for-covid-19-initiated/]
  4. Osaka's Rohto to begin stem cell clinical trial for COVID-19 in August [https://www.japantimes.co.jp/news/2020/06/23/national/science-health/drugmaker-begin-stem-cell-clinical-trial-covid-19-august/#.Xxhd4p4zbIU]
  5. Sel Punca – Wikipedia [https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_punca]
  6. How Stem Cells Work - HowStuffWorks [http://science.howstuffworks.com/life/cellular-microscopic/stem-cell.htm]
  7. Children with cataracts regain sight after radical stem cell treatment – The Guardian [https://www.theguardian.com/science/2016/mar/09/children-with-cataracts-regain-sight-after-radical-stem-cell-treatment]
  8. Pregnant women's stem cells could treat osteoporosis, say scientists – The Guardian [https://www.theguardian.com/science/2016/dec/20/pregnant-womens-stem-cells-could-treat-osteoporosis-say-scientists]

Artikel ini ditulis dan diilustrasikan ulang oleh penulis yang sama dari artikel yang telah diterbitkan di Retorika PPIJK di sini

Budiman Putra

Budiman Putra

Menyelesaikan Sarjana di Teknik Fisika, ITS (2009), M.Eng and Ph.D bidang Human and Environmental Informatics di Kumamoto University, Jepang (2018, 2021). Sejak 2015 aktif sebagai peneliti di LIPI / BRIN.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA Image

*