Sekilas tentang Pluto dan misi wahana antariksa New Horizons

14 Juli 2015 adalah hari yang bersejarah bagi badan antariksa nasional Amerika Serikat NASA (National Aeronautics and Space Administration) dan juga bagi umat manusia. Pada tanggal itu wahana antariksa New Horizons milik NASA, yang diluncurkan pada 19 Januari 2006, berhasil mendekati Pluto pada jarak yang cukup dekat yaitu sekitar 12472,4 kilometer di atas permukaan Pluto dan untuk pertama kalinya berhasil mengambil gambar detail permukaan Pluto dan mengirimkannya kembali ke bumi.

New Horizons tidak akan mengorbit Pluto tetapi akan melanjutkan perjalanan mengeksplorasi benda-benda langit di wilayah Kuiper Belt. Walaupun hanya melakukan "kunjungan" singkat ke Pluto, data yang diperoleh wahana New Horizons diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang pembentukan planet-planet dan benda-benda langit lainnya dalam sistem tata surya kita.

Apakah Pluto sebuah planet?

Penampakan Pluto yang diambil oleh Long Range Reconnaissace Imager (LORRI) di wahana New Horizon. Sumber: NASA's Marshall Space Flight Center. CC BY-NC 2.0

Penampakan Pluto yang diambil oleh Long Range Reconnaissance Imager (LORRI) di wahana New Horizons. Sumber: NASA's Marshall Space Flight Center. CC BY-NC 2.0

Pluto pertama kali ditemukan oleh seorang astronom berkebangsaan Amerika Serikat bernama Clyde Tombaugh pada tanggal 18 Februari 1930. Benda langit yang ditemukan Tombaugh menemukan namanya dari seorang gadis asal Inggris berumur 11 tahun bernama Venetia Burney yang menyarankan untuk menamai benda langit tersebut dengan nama Pluto, yang diambil dari nama dewa dalam mitologi Yunani yang menguasai dunia setelah kematian.

Sebelum tahun 2006, kita menganggap Pluto sebagai salah satu planet dalam tata surya kita, namun sekitar awal tahun 90-an terjadi perdebatan diantara para astronom apakah Pluto termasuk dalam kklasifikasi planet setelah ditemuknnya benda langit lain di luar orbit Neptunus yang memiliki ukuran serupa dengan Pluto tetapi memiliki massa yang lebih berat 27%.

Pada tahun 2006 IAU (International Astronomical Union) membuat sebuah standar tentang bagaimana sebuah benda langit dapat disebut sebagai planet atau tidak. Salah satu persyaratan yang dibuat oleh IAU tidak terpenuhi oleh Pluto sehingga pada tahun 2006 Pluto resmi tidak lagi disebut planet tetapi sebagai 'dwarf planet' atau planet kerdil. Persyaratan tersebut adalah bahwa sebuah planet harus secara gravitasi dominan sehingga tidak ada benda-langit lain yang mengorbit pada orbit yang sama dengan planet. Dikarenakan ukurannya yang kecil, gaya gravitasi yang ditimbulkan oleh Pluto juga tentu akan kecil sehingga tidak dapat "membersihkan" benda-benda langit lain pada orbitnya.

Secara ukuran, Pluto jauh lebih kecil daripada planet Bumi kita, bahkan lebih kecil daripada bulan yang merupakan satelit Bumi kita. Hasil pengambilan gambar terkini oleh LORRI (Long Range Reconnaissance Imager) menunjukkan bahwa Pluto memilki diameter sebesar 2370 kilometer dengan eror ± 20 kilometer. Jika dibandingkan dengan diameter planet Bumi kita yang berukuran 12742 kilometer, ukuran Pluto tentu jauh lebih kecil. Ilustrasi dari NASA pada gambar di bawah ini menggambarkan seberapa besar ukuran Pluto dan bulannya yang bernama Charon terhadap planet Bumi kita.

Penampakan Pluto dan Charon jika ditempatkan di atas permukaan bumi. Sumber: NASA 's Marshall Space Flight Center

Penampakan Pluto dan Charon jika ditempatkan di atas permukaan Bumi. Sumber: NASA's Marshall Space Flight Center. CC BY-NC 2.0

Pluto memiliki lima buah satelit kecil yaitu: Charon (yang terbesar, diameter: 1208 km ), Styx, Nix, Kerberos, dam Hydra. Tak seperti Bulan kita yang mengorbit dengan titik pusat Bumi, bulan-bulan pada sistem Pluto tidak mengorbit dengan pusat orbit Pluto itu sendiri tetapi berpusat pada ruang hampa antara Charon dan Pluto. Sistem orbit Pluto adalah sistem orbit yang unik,  Pluto dan Charon saling mengorbit satu sama lain dengan berpusat pada ruang hampa, disebut dengan Barycenter. hal ini mengindikasikan bahwa sistem Pluto dan Charon bukanlah sistem orbit biasa yag ditemukan di 8 planet besar lainnya di tata surya kita. Sistem orbit seperti ini disebut dengan sistem planet biner. Pergerakan Pluto dan Charon diperlihatkan dalam rekaman yang diambil oleh wahana New Horizons berikut

Gambar animasi yang menunjukkan pergerakan Pluto dan Charon yang berbagi pusat orbit. Klik gambar untuk melihat animasi. Sumber: By Lillian Gipson [Public domain], via Wikimedia Commons

Gambar animasi yang menunjukkan pergerakan Pluto dan Charon yang berbagi pusat orbit. Klik gambar untuk melihat animasi. Sumber: By Lillian Gipson [Public domain], via Wikimedia Commons

Tentang wahana New Horizons dan mengapa mempelajari Pluto penting?

Ilustrasi wahana antariksa New Horizon. Sumber: NASA's Marshall Space Flight Center. CC BY-NC 2.0

Ilustrasi wahana antariksa New Horizons. Sumber: NASA's Marshall Space Flight Center. CC BY-NC 2.0

Wahana New Horizons menempuh perjalanan sekitar 4,8 miliar kilometer dan membutuhkan sekitar 9 tahun untuk mencapai titik terdekat dengan Pluto. Tentu ini bukan hal yang mudah untuk dicapai. New Horizons merupakan wahana antariksa hasil kerjasaman berbagai institusi riset dan universitas antara lain John Hopkins University Applied Physics Laboratory (APL), Southwest Research Institute (SwRI), NASA's Goddard Space Flight Center, the University of Colorado, Stanford University dan Ball Aerospace Corporation. Teknologi-teknologi yang digunakan dalam New Horizons tentu juga bukan teknologi yang biasa, lingkungan ruang angkasa apalagi yang jauh dari Matahari tentu berbeda dengan lingkungan di Bumi.

New Horizons berukuran kira-kira sebesar sebuah grand piano dan memiliki berat 478 kilogram, untuk menjalankan misinya New Horizons ditenagai oleh Radioactive Thermoelectric Generator (RTG) yang menyuplai daya sebesar 245 watt dengan tegangan linstrik 20 volt. Daya ini digunakan untuk menjalankan instrumen-instrumen yang terpasang di New Horizons yang digunakan selain untuk mengambil data juga menyimpan serta mengirimkannya kembali ke stasiun di Bumi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang teknologi yang digunakan di New Horizons dapat mengunjungi tautan dalam bahasa Inggris berikut.

Lalu mengapa para ilmuwan begitu berhasrat untuk membuat dan mengirimkan wahana antariksa untuk mengeksplorasi dan mempelajari Pluto dan benda-benda langit di daerah Kuiper Belt? Pluto teletak dalam suatu wilayah yang disebut dengan Kuiper Belt, wilayah ini terdiri atas ribuan benda langit kecil yang dingin (es). Pluto sendiri memiliki suhu sekitar -233 sampai -223 derajat Celcius. Dari hasil penelitian dipercaya benda-benda langit yang berada dalam wilayah Kuiper Belt relatif tidak mengalami perubahan selama kurang lebih 4,6 milyar tahun yang lalu sejak sistem tata surya kita mulai terbentuk. Pluto dipercaya menyimpan "catatan" penting tentang kondisi benda-benda langit pada awal terbentuknya benda-benda langit di tata surya kita (sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu). Benda-benda langit di wilayah kuiper Belt bagaikan lemari es pembeku (freezer) kosmik yang menyimpan dengan baik materi-materi penyusun murni dari sistem tata surya di awal pembentukannya. Materi-materi awal ini yang diyakini menjadi blok penyusun awal dari Bumi yang kita diami saat ini. Diharapkan dengan data-data yang diperoleh dari Pluto, kita dapat mengetahui asal muasal pembentukan planet-planet dalam tata surya kita dan mungkin juga asal muasal kehidupan di Bumi kita.

Sangat menarik untuk mengetahui wawasan dan pengetahun baru yang akan muncul dari hasil observasi New Horizons terhadap Pluto dan bulan-bulannya. Mungkin suatu saat pengetahuan ini akan memenuhi keingintahuan kita tentang bagaimana planet-planet terbentuk, terlebih bagaimana kehidupan bermula. Mungkin juga pengetahuan baru dari hasil observasi ini akan dapat menulis ulang buku-buku ilmu pengetahuan kita. Sesuai nama wahana antariksa ini yaitu New Horizons yang berarti cakrawala baru, diharapkan akan terungkap cakrawala baru bagi pengetahuan manusia. Update tentang berita terbaru dan data terbaru yang berhasil diperoleh New Horizons dapat dilihat di situs resmi New Horizons. 

 

Tulisan ini disarikan dari artikel-artikel berikut yang juga dapat dijadikan sebagai bacaan tambahan jika ingin mengetahui lebih jauh:

  1. What is Pluto? Link: https://www.nasa.gov/audience/forstudents/k-4/stories/nasa-knows/what-is-pluto-k4.html
  2.  NASA's Three-Billion-Mile Journey to Pluto Reaches Historic Encounter. Link: http://solarsystem.nasa.gov/news/Three-Billion-Mile-Journey-to-Pluto-Reaches-Historic--Encounter.html
  3. Why Pluto? Link: http://pluto.jhuapl.edu/Pluto/Why-Pluto.php
  4. Why the July 14 Pluto flyby will be a spectacular event for all of us. Oleh: Rachel Feltman. Link: http://www.washingtonpost.com/news/speaking-of-science/wp/2015/07/11/why-the-july-14-pluto-flyby-will-be-a-spectacular-event-for-all-of-us/

  5. How Big Is Pluto? New Horizons Settles Decades-Long Debate. Link: http://www.nasa.gov/feature/how-big-is-pluto-new-horizons-settles-decades-long-debate

  6. Pluto and its Moon Charon, Now in Color. Link: https://www.nasa.gov/feature/pluto-and-its-moon-charon-now-in-color
  7. Pluto is Something Way More Awesome Than a Mere Planet. Link: http://io9.com/5775229/should-earth-get-demoted-from-planet-status-just-like-pluto

  8. IAU Definition of Planet, Wikipedia. Link: https://en.wikipedia.org/wiki/IAU_definition_of_planet
  9. Pluto, Wikipedia. Link: https://en.wikipedia.org/wiki/Pluto

Kontributor: Dwi Prananto

Avatar

Dwi Prananto

Menyelesaikan Sarjana Teknik Fisika di ITS (2010), Master bidang Fisika Material Terkondensasi di Tohoku University (2013) dan PhD bidang Ilmu Material di JAIST (2019). Saat ini bekerja sebagai staf peneliti di Niigata University, Jepang.

You may also like...

1 Response

  1. budiman.putra budiman.putra says:

    menarik pak..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA Image

*